Pagi ini, hujan kembali mengguyur kotaku, jalanan yang memang selalu macet pada saat jam hari kerja, kembali digenangi banjir, Ya.. banjir karena luapan air got yang tidak kuasa menampung curah hujan yang sangat deras, disudut - sudut jalan tampak tidak terlalu ramai, anak - anak yang hendak berangkat sekolah menunggu di pinggiran jalan memakai jas hujan dan payung, pedagang bubur ayam didepan gang sepertinya tidak jualan pagi ini, mungkin karena hujan juga, aku pun yang sudah bersiap berangkat kerja terpaksa menggulung celana hingga selutut karena hujan membuat jalanan didepan rumah menjadi tergenangi air, setinggi setengah lutut orang dewasa, beginilah yang selalu terjadi jika hujan deras mengguyur kotaku selama beberapa jam.
Lalu bercerita banjir, mengingatkanku akan sebuah kenangan dimasa kecil. Kenangan ketika banjir yang terjadi di desa nenek, kenangan akan banjir bandang atau banjir besar, disebut demikian karena banjir menyebabkan seluruh rumah penduduk didesa, dan sekolah terendam banjir selama lebih kurang seminggu, selama banjir itu masyarakat yang memang sudah terbiasa dengan kejadian banjir ini, menggunakan perahu sebagai alat transportasi-nya, mereka tetap bekerja seperti biasa, berjualan sayur, ikan dll diatas perahunya, menggunakan perahu untuk menjalankan aktivitas keseharian-nya, dan tampaknya banjir di-desa ini tidak dirasakan masyarakat sebagai petaka atau bencana, melainkan suatu mekanisme alam yang memang sudah sering digeluti setiap tahunnya, karena kondisi geografis desa tersebut. dan mungkin inilah juga penyebab seluruh masyarakat didesa tersebut tidak ada yang memiliki rumah beton yang rendah, semuanya penduduk memiliki rumah panggung yang berketinggian beberapa meter dari atas tanah.......
Banjir yang s selalu kutunggu, karena banjir itu jugalah yang membuatku bisa berenang, walaupun awalnya sempat membuatku hampir tenggelam karena dulu aku belum bisa, tapi aku merasa bersyukur karena sering mandi air banjir sejak smp aku sudah mahir berenang, sampai sekarang jika banjir disana, aku merasa senang sekali, aku bisa naik perahu mengelilingi desa, mencari buah-buah jambu yang jatuh hanyut dipinggiran kandang rumah nenek, sampai mandi dan berenang-renang setiap harinya.
beda sekali dengan banjir yang terjadi dikotaku, banjir yang menyebabkan jalanan macet, karena kendaraan bermotor, baik mobil ataupun motor kesusahan melewati-nya, banjir yang menyebabkan hampir semua orang merasa terganggu karenanya, banjir yang selalu menjadi alasan bagi para pekerja yang terlambat datang ke-kantornya, dst..dst.
Pagi ini, aku ingin berterima kasih...
Terima kasih kepada jalanan kota palembang yang selalu macet parah tiap kali datang hujan dan banjir, dan akan selalu menjadi teman setia untuk berlatih kesabaran.
4 comments:
Akan ku sebut namamu disetiap malam ku, mimpi ku, doa ku....I'll be back.
Iya, rumah panggung punya keuntungan disaat banjir (lebh tinggi) dan disaat gempa (lebih liat)
...itulah Art, menabur sampah...menuai banjiiirr....
banjir dimana2...jadi banyak nyamuk di rumahkyu....
whuih..........
Post a Comment