Thursday, November 20, 2008

Lagi.. untuk entah















Kita simpan saja baik-baik rindu itu
Agar ketika kita inginkan ia hadir lagi nanti,
rindu itu masih berseri.
Nanti.......
Apakah rindu akan berarti?

Sore itu kita bertemu. Duduk berhadapan.
Setelah sekian lama waktu dan jarak tergantang.
Dan kita saling bicara.
Dalam hati.

“Apa kabarmu? Lama tak bertemu.”
“Aku baik-baik saja”, walau tidak bahagia.
Lalu sunyi lagi berdengung.
Memepat kata-kata...

“Kau menulis, sekarang?”
“Ya, seperti dulu dirimu”, yang tak pernah ingin aku tahu.
“Itukah buku yang kau tulis?”
“Bukan”
Bukan Ini buku yang pernah kita tulis tanpa kita sadari.

Kau lihatlah buku ini. Bukalah lembar demi lembarnya.
Ada kenangan tentang kita di sana, serupa kumpulan naskah,
dan setiap helai mulai menguning...

Dapatkah kau baca?
Dapatkah kau tangkap rasa?
Apakah rindu tertulis?

Rindu...ahh.. entah untuk apa.
Bila telah habis kau baca,
kau temukanlah lembar-lembar kosong di paling belakang.

Pernah kau pikirkah,
mengapa ada buku yang meninggalkan lembar-lembar kosong
setelah cerita berakhir?

Untuk apa kau ada di sini?
Kepedihan?
Kekalahan?

Kita buang saja buku ini.
Bagaimana menurutmu?

Atau kita lanjutkan kisah kita di lembar-lembar kosong belakang buku itu?
Atau kita ambil buku kosong yang lain saja?
Atau kita curi buku milik orang lain
dan kita coret-coret muka kita di lembar-lembar kosong mereka?
Kau tahu rasanya, bukan?
Itu sebab kau ada di sini.

Malam mengendap-endap turun.
Kitapun lalu punah.
Karena yang duduk berhadapan sejak sore di situ,
hanya bayangan.

kemudian kau gumpalkan ia.
rindu itu.
bulat-bulat


5 comments:

Anonymous said...

..wah sentimentil banget...lagi ngelamun, apa lagi menerawang masa lalu ??? he..he..he

Anonymous said...

From Entah : i'm sorry, really sorry.....itu semua salahku....kamu terlalu baik buatku...aku takut dengan diriku sendiri....obsesif...

Alvi said...

let it be...yesterday is yeaterday...
don;t make u trap in the history....

Haris said...

Wahhh kenapa tho Tika, salah paham ya

DIAN said...

Lembar2 kosong itu mungkin d haruskan ada. Sengaja disisakan Sebagai tempat untuk merenung. Merenungi kisah yg tertuliskan pd halaman depan. Berharap ketika menutup buku, sehelai senyum tersungging dr bibir lugu yg tak bergincu..lalu meletakkan nya pd perpustakaan yg abadi..pelaku2 cinta pd katalog keabadian cinta..