Ketika saya dihadapkan dengan kehilangan, kehilangan seekor kura-kura kecil yang beberapa bulan ini saya pelihara, hanyalah seekor kura-kura biasa, tidak lebih. Namun banyak menerbitkan senyumku tiap kali melihatnya, kura -kura yang hanya berdiameter tidak lebih dari 7 cm ketika pertama kali kudapat, yang akhirnya harus kurelakan hilang karena kecerobohanku sendiri. kemudian membuatku merenungi-nya, dan tak kupungkiri bahwa aku kehilangan, ya .. kita semua pasti pernah dihadapkan dengan kejadian yang bertajuk "kehilangan", kehilangan benda, kehilangan sahabat, karir, keluarga, orang-tua dan orang - orang terkasih. Dan membuat Begitu banyak orang yang takut akan kehilangan, berbicara mengenai apa saja yang harus kita tinggalkan, kita berpikir mengenai kekasih hati, keluarga yang kita cintai, harta yang sudah kita tumpuk bertahun-tahun, karier yang menanjak serta popularitas yang tak perlu diragukan lagi. Hal-hal inilah sebenarnya yang lebih membuat kita takut untuk menghadapi kehilangan dan bukan kehilangan itu sendiri. padahal tidak ada sesuatu yang bisa kita pertahankan secara abadi, Seperti matahari yang terbit tentu ada saat dimana dia tenggelam. Semua berubah tidak ada yang kekal. Semua yang ada awal akan berakhir.
Memaknai bagaimana untuk mengikhlaskan suatu kehilangan tentunya saya pun akan susah mendefinisikan, mengikhlaskan-nya yang seperti apa, tapi menurutku mengikhlaskan kehilangan itu sendiri adalah dengan cara bersyukur, bagaimana mungkin kita mensyukuri sesuatu yang hilang? hal yang sangat melekat dan harus kita tinggalkan? tentulah susah bukan, tapi menurutku yang kita harus syukuri adalah bahwa masih banyak hal -hal lain yang masih ada melekat bersama kita dan terus menjadi bagian dalam hidup, bersyukur karena hanya kehilangan seekor kura-kura kecil, bukan kehilangan pacar, bersyukur karena kehilangan uang didalam dompet bukan kehilangan seluruh isi tabungan, bersyukur karena kehilangan seorang sahabat, bukan kehilangan seluruh sahabat,dan kita pun masih bisa bersyukur karena setelah kehilangan orang yang selama ini menjadi tumpuan hidup, menafkahi dan menjadikan diri kita seperti sekarang, kita ternyata menjadi lebih mandiri dan tangguh.....
Jika saya ditanya, apakah kamu siap untuk kehilangan? kehilangan hal-hal yang seperti saya sebutkan diatas ? terus terang jawabannya saya belum siap, tidak ada orang yang siap dan mau menerima jika ditanya mengenai hal- hal seperti ini, karena apa? jawabannya karena ego. kita melekat dengan apa yang menjadi bagian dalam hidup, kita belum mampu melepaskan, berharap semuanya akan selalu ada menemani diri, Tapi ketika nanti kita telah berhadapan dengan situasi seperti ini, membuat kita dihadapkan dengan hanya satu pilihan, pilihan yang menuntut kita untuk menerima, menjalani, merelakan, mengikhlaskan. mau tidak mau, yah begitulah sejatinya kehilangan.
Lantas, setelah kita dihadapkan dalam suatu kehilangan, contoh: kehilangan sesuatu yang sangat kita sayangi dan cintai, anggaplah kekasih. Saya rasa adalah manusiawi bila merasakan kesedihan, perasaan ketidak-berdayaan, menyesal, bahkan sering membuat kita kehilangan spirit untuk berkontinuitas, dll, dst. tetapi apakah kita akan terus membiarkan diri kita terus menerus terkungkung dalam ketidakberdayaan dan memilih untuk berpaku? lalu hal-hal semacam ini terus menerus membuat kita untuk berhenti melaju? dan masing - masing tentunya memiliki pilihan, ada yang terus melaju, ada yang berhenti sejenak, ada yang memilih untuk tidak meneruskan langkah lantas berpaku. dan masing -masing pun telah dihadapkan dengan konsekuensi atas pilihannya sendiri - sendiri itu.
Kehilangan seperti halnya kematian adalah bagian dari proses, proses yang membuat diri kita menjadi bertumbuh, sejatinya adalah menempatkan diri kita menghadapi suatu fase baru, ya... seperti halnya buku, yang terdiri atas beberapa Bab. Bab itulah yang membawa kita melaju dan terus melaju menjalani suatu babak baru, lantas setelah kita melewati proses itu dan telah melewati chapter-chapter sebelumnya, hingga nanti akan membuat kita tersenyum dan menemui bahwa ada rahasia didalam tiap-tiap bab tersebut, yang tentunya tidak akan kita ketahui jika belum kita baca.
Akhirnya saya mengerti, mungkin memang begitulah cara alam bekerja, ada keseimbangan didalam elemen-elemennya, ada yang datang ada yang pergi, pertemuan - perpisahan, memiliki dan kehilangan, hidup - mati, semuanya balanced semuanya berotasi, dan semuanya tentulah pencipta telah mengaturnya, sebaik mungkin.
Seperti halnya kanvas, yang dipenuhi warna-warna, begitulah hidup memiliki jutaaan warna- warna didalamnya, dan tentunya membuat hidup kita akan semakin kaya warna setelah melewati bermacam hal -hal yang sebenarnya adalah bagian dari proses hidup itu sendiri, setelah segala sesuatu yang telah terjadi dan dapat kita lalui dengan baik, maka akan semakin kaya-lah hidup kita dengan tools, maka semakin matanglah kita dalam bertumbuh, bertumbuh untuk menjadi manusia yang sebenarnya manusia, manusia yang lebih baik tentunya.
Lantas kura-kura kecil yang hilang tadi? ya..biarlah, dia sudah menjadi penghuni dalam suatu ekosistem yang baru didalam environment yang baru pula, biarlah toh...aku juga akan mendapat gantinya nanti, beberapa ekor kura-kura brazil kecil beserta tempatnya sebuah aquarium kecil. Dan untuk kali ini aku berjanji akan benar-benar menjaga dan merawatnya dengan baik dan tak akan kubiarkan hilang lagi.
Read More......